Penelitian baru, yang dipublikasikan dalam situs Zeenews.com, Rabu (18/5) menggunakan sampel sel epitel dari bagian dalam hidung saham seseorang. Kemudian, para peneliti menemukan bahwa sel tersebut menjadi penanda genetik sama yang muncul pada orang dengan kanker paru-paru.
"Teknik sederhana menggunakan sel dari bagian dalam hidung ini bisa membantu dokter mendeteksi kanker paru-paru tahap awal dan paling dapat disembuhkan," ucap peneliti tersebut.
Untuk penelitiannya, para ilmuwan juga mengumpulkan sel-sel epitel hidung dari 33 perokok yang tengah menjalani tes pendeteksian kanker paru-paru. Dari pasien tersebut, 11 diantaranya ditemukan memiliki penyakit tidak berbahaya dan 22 lainnya menderita kanker paru-paru.
Sel tersebut diambil dari lubang hidung kanan atau kiri dan diprofilkan melalui mikroarray, sebuah proses yang memungkinkan peneliti untuk mempelajari perubahan ekspresi gen.
"Data kami menunjukkan bahwa evaluasi perubahan ekspresi gen dalam sel hidung ditemukan di permukaan interior hidung yang dapat berfungsi sebagai suatu pendekatan non-invasif untuk deteksi dini kanker paru-paru pada perokok," kata penulis studi Christina Anderlind, Instruktur kedokteran di Boston University Medical Centre.
Setelah menganalisis sel-sel itu, para peneliti menemukan ada 170 gen yang berbeda dengan tingkat aktivitas yang berbeda, tergantung pada adanya atau tidak seorang pasien yang menderita kanker paru-paru.
Kanker paru-paru adalah salah satu penyebab kematian yang paling berbahaya, dengan tingkat kelangsungan hidup rata-rata lima tahun dengan presentase 15 persen. Namun, tingkat kelangsungan hidup sangat tergantung pada bagaimana lanjutan pengobatan kanker setelah terdeteksi.
"Pada tahap awal, tingkat kelangsungan hidup lima tahun dipresentasekan 60 persen dibandingkan dengan hanya 2 persen pada tahap akhir. Walaupun demikian, diagnosis dini sulit untuk dicapai sejak tes diagnostik yang tersedia saat ini sangat invasif, seperti biopsi paru-paru terbuka," kata Anderlind.
Anderlind mengatakan hasil dari penelitian ini adalah indikasi awal yang menggunakan sel hidung sederhana ternyata bisa menjadi pilihan alternatif untuk biopsi paru-paru dan teknik invasif lainnya dalam upaya untuk mengidentifikasi kanker paru-paru dalam tahap awal. (JAY/MEL)
No comments:
Post a Comment