Hingga tahun ini, Djarum Black Innovation Award telah diadakan untuk kelima kalinya. Beragam inovasi telah dilahirkan dari ajang ini dan beberapa di antaranya sudah siap diproduksi secara massal. Di antara beragam produk yang dihasilkan, beberapa yang menonjol misalnya Saboon dan Tasenden.
Bahwa ada banyak produk inovatif yang dihasilkan dari ajang ini, itu jelas. Namun, secara ide, bagaimana sebenarnya perkembangan kompetisi desain produk terbesar di Indonesia ini dari tahun ke tahun?
Dewan juri Black Innovation Award yang telah ikut serta selama bertahun tahun, Bre Redana dan Yoris Sebastian, memberikan pandangannya. Dihubungi Kompas.com, Sabtu (17/9/2011) lalu, Bre yang juga wartawan senior Kompas mengatakan, "Dari segi inovasi, dari tahun-ke tahun sebenarnya tidak terlalu menonjol. Yang bisa dilihat dari ajang ini adalah antusiasme yang masih besar. Sampai saat ini pesertanya masih cukup banyak."
Menyebut hasil karya para peserta, Bre menyebut bahwa inovasi yang dihasilkan sebenarnya hanya itu-itu saja. Bre mengatakan bahwa memang tidak ada keharusan bagi peserta untuk menciptakan produk yang benar-benar baru atau sebuah invention. Banyak produk hasil improvisasi. Oleh karena itu, produk yang dihasilkan sebenarnya bisa lebih bervariasi.
Khusus mengomentari karya peserta tahun ini, Bre mengatakan masih banyak peserta yang tidak menguasai material. Waktu gagasan diwujudkan menjadi produk, ternyata banyak yang tidak sesuai rencana. Ia menyebut, banyak inovasi yang hanya ada pada tingkat gagasan, belum matang, sehingga belum bisa diaplikasikan. Ke depan, Bre menyarakan pada penyelenggara untuk merangkul lebih banyak kalangan untuk mencari bakat lebih besar.
"Di desa-desa misalnya, kemungkinan ada orang-orang yang bisa menghasilkan inovasi atau penemuan sederhana, tetapi tidak bisa ikut karena keterbatasan informasi, kemudian kemampuan mendesain dengan komputer. Mungkin penyelenggara bisa menjangkau mereka," urai Bre.
Makin membumi
Meski demikian, Yoris mengatakan bahwa dalam perjalanannya selama lima tahun, produk-produk yang dihasilkan memang semakin membumi. Jika pada tahun pertama penyelenggaraannya kebanyakan produk masih imajinatif, maka saat ini banyak produk yang dihasilkan dekat dengan permasalahan keseharian.
"Seiring waktu, sebuah kompetisi juga makin matang. Peserta mungkin bahwa dari produk-produk yang menang, kok banyak yang sebenarnya sederhana, tidak rumit dan butuh teknologi tinggi. Lalu orang melihat ini dan akhirnya mereka membuat produk-produk dengan kriteria itu," ungkap Yoris yang juga Chief Creative Office OMG.
Namun melihat produk yang dihasilkan selama beberapa tahun, Yoris mengatakan bahwa banyak yang masih berkutat pada penyelesaian masalah yang ada saat ini. Menurutnya, inovasi sebaiknya tidak hanya fokus pada permasalahan yang terlihat, tetapi juga antisipasi dari masalah yang muncul di masa mendatang.
"Kalau dulu diminta bahwa produk menjawab permasalahan, maka sekarang bertambah. Bukan hanya menjawab permasalahan saja, tapi juga melihat ke depan," ungkap Yoris saat penjurianmock up dan pemilihan 4 besar karya Black Innovation Award pada Rabu (14/9/2011).
20 karya peserta Djarum Black Innovation Award telah dibuat mock up-nya beberapa waktu lalu. Berdasarkan hasil mock up itu, telah dipilih 4 karya yang menjadi pemenang. Pengumuman pemenang akan dilangsungkan 24 September 2011 mendatang. Selanjutnya, siapa pun bisa bersiap mengikuti kompetisi yang sama di tahun depan. Ada baiknya harapan dewan juri menjadi pertimbangan.
No comments:
Post a Comment