Jakarta - Kurs rupiah pada kontrak harga emas di London, Rabu (30/11) ditutup menguat 48 poin (0,52%) ke level 9.105/9.115 per dolar AS dari posisi kemarin 9.153/9.163.
Periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures Albertus Christian mengatakan, penguatan rupiah hari ini dipicu oleh kembali bertumbuhnya risk appetite (hasrat pasar atas aset-aset berisiko). Salah satunya dipicu oleh beberapa skenario yang diantisipasi positif oleh pelaku pasar dengan probabilitas 80% yakni jumlah kapasitas dana European Financial Stability Facility (EFSF) yang akan ditambah secara signifikan.
Hal itu, lanjutnya, cukup memberikan waktu baik bagi Italia maupun Spanyol untuk melakukan reformasi secara struktural. "Karena itu, rupiah ditutup di level terkuatnya 9.105 dan terlemahnya 9.200 dari posisi pembukaan 9.175 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Rabu (30/11).
Lebih jauh, Christian menambahkan, Uni Eropa akan menambah dana EFSF dengan mencari alternatif pendanaan dari International Monetary Fund (IMF) maupun lembaga keuangan internasional lainnya untuk meng-cover kerugian dari penerbitan obligasi.
Di sisi lain, lanjutnya, risk appetite tumbuh juga karena mendapat topangan dari positifnya indeks keyakinan konsumen AS. Indeks konsumen sebelumnya diperkirakan 43,9 dari data sebelumnya 40,9 dan ternyata dirilis 50 atau jauh di atas angka perkiraan. "Ini turut membangkitkan hasrat pasar pada aset-aset berisiko," ujarnya.
Pada saat yang sama, pasar juga menantikan data ADP employment change yang AS yang diperkirakan akan mengalami kenaikan ke 150 ribu. Angka ini merupakan angka pertambahan tenaga kerja terbesar dalam 8 bulan terakhir. "Jadi, risk appetite tumbuh sehingga memperkuat rupiah," imbuhnya.
Tapi, alhasil, dolar AS menguat terhadap mayoritas mata uang utama termasuk terhadap euro (mata uang gabungan negara-negara Eropa). Sebab, beberapa data ekonomi yang positif dirilis di AS sehingga memperkuat dolar AS. Indeks dolar AS menguat 0,35% ke level 79,40 dari sebelumnya 79,21. "Terhadap euro, dolar AS ditransaksikan menguat 0,29% ke level US$1,3276 dari sebelumnya US$1,3315 per euro," imbuh Christian.
No comments:
Post a Comment